Kisah anak kaki empat (1)
Aku mendedikasikan tulisan ini untuk mendiang anakku (walau sebenarnya bukan aku yang rawat).
Sebut saja aku ibu tirinya deh, ibu tiri cantik.
Ini anak kaki empatku bernama Pao-pao. Nama itu bukan kami yang menamainya. Namanya sudah ada dari pemilik sebelumnya. Mungkin sekitar berusia 6 bulan atau kurang saat aku memutuskan mengasuhnya. Aku loh! ahahaha...
Jadi sebenarnya begini, Temanku menawarkan untuk mengadopsi pao-pao karena di rumahnya ada anak kecil dan dia sudah punya 2 anjing lainnya sedangkan ibunya kurang suka dengan anjing. Saat pertama kali aku lihat gambar pao-pao yang masih kecil dan mukanya minta diajak pulang. Aku langsung minta ijin sama papa. Tapi waktu itu ibu tiri masih tinggal di rumah kita dan dia tidak suka anjing alasannya kotor karena dia kan buka usaha catering. Aku tanya kakak perempuanku dia sih masih mikir-mikir. Aku sangat menyukai anjing. Apalagi pao-pao tidak berbulu panjang. Mukanya menggemaskan. Dia akan menjadi teman yang ideal untuk kakakku yang sering sendirian di rumah dan jauh dari perkotaan.
Akhirnya Pao-pao dibawa pulang dengan sepeda motor kakakku. Pao-pao katanya punya keturunan cihuahua. Tapi memang benar kupingnya yang berdiri tegak, lincah dan boncil alias tidak tinggi. tapi dia panjang dan mulai besar.
Dia anjing yang lincah dan penakut tapi pura-pura berani. Setiap kali aku pulang ke rumah, dia akan bertindak senang sampai terkencing-kencing. Aku masih ingat dulu jaman aku sekolah, aku punya banyak anak anjing, mereka selalu aku bawa tidur bersama. mereka terlalu lucu. Apapun ras mereka, terlepas dari jenis mereka. Mereka tetap menggemaskan. Tapi semenjak tinggal di tengah kota, aku jadi kehilangan naluri jorok bersama anak kaki empat. Pao-pao suka sekali manjat ke kasur dan tidur bareng di situ sebelum dia melahirkan anak-anaknya.
Akhirnya tanggal 27 bulan Juli 2015 Pao-pao melahirkan 4 anak yang mirip dengannya. Sama seperti Pao-pao, anak-anaknya pun kalau ketakutan saat mau disentuh karena jarang ketemu mereka akan terpipis-pipis. Ramailah rumah. Kakakku yang kini tinggal sendirian di rumah pun tidak akan kesepian. Karena terlalu berat memelihara begitu banyak anjing. Maka 2 diantaranya diadopsi orang lain. Tinggal 3 ekor di rumah dan mereka paling rusuh. 1 jantan yang posturnya tinggi dan rambutnya gondrong, 1 betina yang postur tubuhnya sama seperti Pao-pao bahkan lebih pendek dan 1 lagi Pao-pao si induk manja :3...
Karena kesibukanku yang tidak bisa pulang sesering mungkin, saat ada kesempatan pulang melihat mereka, ternyata mereka sudah besar, hahaha. Jadi mereka sangat takut padaku. Mau disayang aja mereka lari kepelukan kakakku. Pao-pao yang paling bisa aku manjakan. Dia aku ajarkan 'give hand' dan cepat banget ngertinya, kalau yang lain tidak cukup berani untuk mengerti. Sudah diajarin tapi karena rasa ketakutan mereka terhadapku jauh lebih kuat, jadi habis disayang-sayang kasih makan mereka kabur. Kalau kemana-mana lihat benda-benda pet. Yang aku belikan duluan untuk Pao-pao, hahaha. Ternyata benda pet mahal-mahal loh. Jadi aku belinya cicil satu persatu. Maklum dompet karyawan.
Lanjut pada teks 2...
Sebut saja aku ibu tirinya deh, ibu tiri cantik.
Ini anak kaki empatku bernama Pao-pao. Nama itu bukan kami yang menamainya. Namanya sudah ada dari pemilik sebelumnya. Mungkin sekitar berusia 6 bulan atau kurang saat aku memutuskan mengasuhnya. Aku loh! ahahaha...
Jadi sebenarnya begini, Temanku menawarkan untuk mengadopsi pao-pao karena di rumahnya ada anak kecil dan dia sudah punya 2 anjing lainnya sedangkan ibunya kurang suka dengan anjing. Saat pertama kali aku lihat gambar pao-pao yang masih kecil dan mukanya minta diajak pulang. Aku langsung minta ijin sama papa. Tapi waktu itu ibu tiri masih tinggal di rumah kita dan dia tidak suka anjing alasannya kotor karena dia kan buka usaha catering. Aku tanya kakak perempuanku dia sih masih mikir-mikir. Aku sangat menyukai anjing. Apalagi pao-pao tidak berbulu panjang. Mukanya menggemaskan. Dia akan menjadi teman yang ideal untuk kakakku yang sering sendirian di rumah dan jauh dari perkotaan.
Akhirnya Pao-pao dibawa pulang dengan sepeda motor kakakku. Pao-pao katanya punya keturunan cihuahua. Tapi memang benar kupingnya yang berdiri tegak, lincah dan boncil alias tidak tinggi. tapi dia panjang dan mulai besar.
Dia anjing yang lincah dan penakut tapi pura-pura berani. Setiap kali aku pulang ke rumah, dia akan bertindak senang sampai terkencing-kencing. Aku masih ingat dulu jaman aku sekolah, aku punya banyak anak anjing, mereka selalu aku bawa tidur bersama. mereka terlalu lucu. Apapun ras mereka, terlepas dari jenis mereka. Mereka tetap menggemaskan. Tapi semenjak tinggal di tengah kota, aku jadi kehilangan naluri jorok bersama anak kaki empat. Pao-pao suka sekali manjat ke kasur dan tidur bareng di situ sebelum dia melahirkan anak-anaknya.
Akhirnya tanggal 27 bulan Juli 2015 Pao-pao melahirkan 4 anak yang mirip dengannya. Sama seperti Pao-pao, anak-anaknya pun kalau ketakutan saat mau disentuh karena jarang ketemu mereka akan terpipis-pipis. Ramailah rumah. Kakakku yang kini tinggal sendirian di rumah pun tidak akan kesepian. Karena terlalu berat memelihara begitu banyak anjing. Maka 2 diantaranya diadopsi orang lain. Tinggal 3 ekor di rumah dan mereka paling rusuh. 1 jantan yang posturnya tinggi dan rambutnya gondrong, 1 betina yang postur tubuhnya sama seperti Pao-pao bahkan lebih pendek dan 1 lagi Pao-pao si induk manja :3...
Karena kesibukanku yang tidak bisa pulang sesering mungkin, saat ada kesempatan pulang melihat mereka, ternyata mereka sudah besar, hahaha. Jadi mereka sangat takut padaku. Mau disayang aja mereka lari kepelukan kakakku. Pao-pao yang paling bisa aku manjakan. Dia aku ajarkan 'give hand' dan cepat banget ngertinya, kalau yang lain tidak cukup berani untuk mengerti. Sudah diajarin tapi karena rasa ketakutan mereka terhadapku jauh lebih kuat, jadi habis disayang-sayang kasih makan mereka kabur. Kalau kemana-mana lihat benda-benda pet. Yang aku belikan duluan untuk Pao-pao, hahaha. Ternyata benda pet mahal-mahal loh. Jadi aku belinya cicil satu persatu. Maklum dompet karyawan.
Lanjut pada teks 2...
Komentar
Posting Komentar